Nama: Firliya Azzahra NIM : 30902000237 Kebutuhan Dasar Oksigenasi A. Anatomi fisiologi sistem pernafasan a. Pengertian pernafasan Pernafasan (atau ventilasi) adalah proses menggerakkan udara masuk dan keluar dari paru-paru untuk memfasilitasi pertukaran gas dengan lingkungan internal tubuh, terutama dengan memasukkan oksigen dan membuang karbon dioksida.
Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI Nama Samanta 201916640181. Anatomi Payudara 1 Pembentukan payudara mammogenesis Mammogenesis adalah istilah yang digunakan untuk pembentukan kelenjar mammae atau payudara yang terjadi dalam beberapa tahap berikut ini a. Embriogenesis Pembentukan payudara dimulai kira-kira minggu keempat pada masa kehamilan, baik janin laki-laki maupun janin perempuan. Pada usia 12 hingga 16 minggu pembentukan puting dan areola jelas tampak. Saluran-saluran laktiferus membuka ke dalam cekungan payudara, Page 1Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] yang kemudian terangkat menjadi puting dan areola. Setelah lahir, beberapa bayi yang baru lahir mengeluarkan cairan yang disebut watch’s milk, yang disebabkan oleh pengaruh hormon-hormon kehamilan yang berkaitan dengan produksi ASI yang tidak dijumpai pada bayi yang lahir prematur.b. Pubertas Tidak ada pertumbuhan payudara lagi sampai tingkat pubertas, ketika kadar estrogen dan progesteron mengakibatkan bertumbuhnya saluran-saluran laktiferus, alveoli, putting dan areola. Penambahan ukuran payudara disebabkan oleh adanya penimbunan jaringan Kehamilan dan laktogenesis Pembesaran payudara merupakan salah satu tanda mungkin kehamilan. Pada minggu keenam kehamilan estrogen memacu pertumbuhan saluran-saluran laktiferus, sementara progesteron, prolaktin dan Human Placental Lactogen HPL menyebabkan timbulnya proliferasi dan pembesaran alveoli, payudara terasa berat dan sensitif. Dengan bertambahnya suplai darah, vena-vena dapat terlihat pada permukaan payudara. Pada waktu hamil payudara membesar mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 usia 12 minggu kehamilan terjadi pigmentasi dalam jumlah banyak pada areola dan puting karena bertambahnya sel-sel melanosit, yang berubah warna menjadi merah/coklat. Kelenjar Montgomery juga lebih besar dan mulai mengeluarkan lubrikan serosa untuk melindungi puting dan areola. Kira-kira pada 16 minggu, diproduksi kolustrum laktogenesis I di bawah pengaruh prolaktin dan HPL, tetapi produksi yang menyeluruh ditekan oleh bertambahnya kadar estrogen dan progesteron. Laktasi merupakan titik dimana payudara sudah mencapai pembentukannya yang sempurna. Page 2Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI]2 Struktur Payudara Payudara berada di antara iga kedua dan keenam dari sternum kearah tengah, melalui otot pektoralis. Kedua payudara tersebut ditunjang oleh jaringan ikat fibrosa yang dinamakan ligamen cooper. Setiap payudara ibu mempunyai ukuran bervariasi, ini ditentukan oleh banyaknya jaringan lemak, dan bukan jaringan kelenjar. Ukuran bukanlah indikator kapasitas penyimpanan ASI. Setiap kapasitas penyimpanan ibu juga bervariasi, meskipun demikian setelah periode 24 jam, semua ibu yang menyusui memproduksi jumlah ASI yang sama rata-rata 798 g/24 jam. Perbedaan utama akan terdapat pada pola menyusui dimana ibu yang lebih sering menyusui mempunyai kapasitas penyimpanan lebih tinggi dibandingkan mereka yang lebih jarang menyusui. Di bagian tengah permukaan eksterior terdapat areola, sebuah daerah berpigmen. Rata- rata diameter areola 15 mm, areola setiap wanita berbeda dalam ukuran dan warna. Tuberkel tonjolan montgomery membuka ke arah areola dan mengeluarkan cairan pelindung yang bersifat sebagai pelumas lubrikan untuk meminyaki puting selama menyusui. Daerah areola yang berwarna gelap diperkirakan diperlukan untuk membantu bayi dalam mencari puting pada saat lahir dan bau ASI juga diduga membantu menarik bayi untuk mengisap suckle payudara. Putting adalah struktur yang sensitif dan bersifat erektil, terdiri dari otot-otot polos, kolagen dan jaringan ikat elatis yang terdapat dalam kedua bentuk, yaitu sirkuler dan radial. Bereaksinya puting dirangsang oleh respon-respon sentuhan dan respon-respon otonom saraf simpatis. Puting terletak di tengah-tengah areola, dimana ASI dipancarkan atas permintaan. Stimulasi pada puting menyebabkan menyemburnya ASI melalui hipothalamus, yang merangsang lepasnya oksitosin dari bagian posterior kelenjar pituitari. Page 3Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] Duktus laktiferus merupakan saluran-saluran yang bercabang-cabang di dalam areola kira-kira 5-8 mm dari puting. Duktus laktiferusmerupakan saluran yang lebih sempit lebih kurang 2 mm, berada dipermukaan dan mudah dipijat. Duktus laktiferus ini merupakan saluran-saluran yang mempunyai fungsi utama dalam transportasi ASI disampingfungsinya sebagai penyimpan ASI. Payudara dibentuk oleh jaringan lemakdan jaringan glanduler yang tidak dapat dipisahkan, kecuali di daerahsubkutan yang hanya terdapat lemak. Rasio atau perbandingan jaringanglanduler dengan jaringan lemak meningkat menjadi 21 pada payudarayang digunakan untuk menyusui, dan 11 pada perempuan yang tidakmenyusui. 65% dari jaringan glanduler terletak pada jarak 30 mm daridasar puting ASI. Gambar Anatomi Payudara pada Masa Laktasi Pada masa laktasi terdapat banyak alveoli yang berkelompok 10-100 membentuk lobuli lobus-lobus kecil, yang bersatu menjadi sering kali digambarkan seperti seikat buah anggur seperti yangterlihat pada gambar di atas. Alveoli terdiri dari selapis laktosit yangmenghasilkan ASI secretory epithelium, yang dikelilingi oleh jaringankapiler. Page 4Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] Laktosit berbaris membentuk lumen alveoli yang berbentuk kubus bila penuh dan berbentuk seperti kolom atau pilar yang kosong. Masing- masing saling berhubungan dan mengatur komposisi ASI untuk ditampung dalam lumen alveoli. Bentuk atau penuhnya laktosit inilah yang mengatur sintesis ASI. Bila laktosit menjadi terlalu penuh dan bentuknya berubah, daerah reseptor prolaktin tidak berfungsi, yang menyebabkan sintesis air ASI menurun. Begitu dikosongkan, laktosit kembali membentuk kolumner dan sintesis ASI dapat dimulai lagi. Taut kedap mempersatukan sel-sel tersebut dan taut tersebut tertutup pada hari-hari pertama laktasi, mencegah lewatnya molekul-molekul melalui ruang tersebut. Bagian laktosit yang menghadap lumen disebut permukaan apikal, aspek atau bagian luar disebut basal. Sekresi atau pengeluaran ASI terjadi pada permukaan apikal, sementara aspek basal sel bertanggungjawab atas pemilihan dan sintesis substrat-substrat dalam darah. Alveoli dikelilingi oleh sel-sel mioepithel yang karena pengaruh hormon oksitosin akan berkontraksi untuk mengeluarkan ASI dari lumen alveolus sepanjang duktus laktiferus bagi bayi yang telah menanti. Menyemburnya ASI terjadi berulang-ulang selama ibu menyusui atau memerah ASI. Payudara harus secara efektif dikosongkan dengan teratur dengan jalan diisap atau diperah, bila tidak maka bentuk laktosit akan berubah dan produksi air ASI akan Sistem darah, saraf dan limfoid Payudara penuh dengan pembuluh-pembuluh darah, 60% suplai darah terjadi melalui arteri mamaria internal dan 30% melalui arteri torakalis lateral. Drainase vena terjadi melalui vena-vena mammaria dan vena-vena aksilaris. Sistem limfoid mengeluarkan cairan yang berlebih dari jaringan berongga ke dalam nodus-nodus aksilaris dan nodus-nodus mammae. Page 5Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] Kulit disuplai oleh cabang-cabang saraf torakalis, puting dan areola oleh sistem saraf otonom. Suplai saraf terutama berasal dari cabang-cabang saraf interkostal keempat, kelima dan keenam. Saraf interkostal keempat berubah menjadi superfisial di areola, yang kemudian berkembang menjadi lima percabangan. Trauma, seperti pembedahan payudara pada saraf ini mengakibatkan hilangnya Fisiologi Laktasi Laktogenesis adalah mulainya produksi ASI. Ada tiga fase laktogenesis; dua fase awal dipicu oleh hormon atau respon neuroendokrin, yaitu interaksi antara sistem saraf dan sistem endokrin neuroendocrine responses dan terjadi ketika ibu ingin menyusui ataupun tidak, fase ketiga adalah autocrine sebuah sel yang mengeluarkan hormon kimiawi yang bertindak atas kemauan sendiri, atau atas kontrol lokal. a. Kontrol neuroendokrin Laktogenesis I terjadi pada sekitar 16 minggu kehamilan ketika kolustrum diproduksi oleh sel-sel laktosit dibawah kontrol neuroendokrin. Prolaktin, walaupun terdapat selama kehamilan, dihambat oleh meningkatnya progesteron dan estrogen serta Human Placental Lactogen HPL, dan faktor penghambat prolaktin Prolactin Inhibiting Factor PIF dan karena hal itu produksi ASI ditahan. Pengeluaran kolustrum pada ibu hamil, umumnya terjadi pada kehamilan trimester 3 atau rata-rata pada usia kehamilan 34-36 minggu. Laktogenesis II merupakan permulaan produksi ASI. Terjadi menyusul pengeluaran plasenta dan membran-membran yang mengakibatkan turunnya kadar progesteron, estrogen, HPL dan PIF kontrol neuroendokrin secara tiba-tiba. Kadar prolaktin meningkat dan bergabung dengan penghambat prolaktin pada dinding sel-sel laktosit, yang tidak lagi dinonaktifkan oleh HPL dan PIF, dan dimulailah sintesis ASI. Page 6Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] Kontak skin-to-skin dengan bayi pada waktu Inisiasi Menyusu DiniIMD, merangsang produksi prolaktin dan oksitosin. Menyusui secara dinidan teratur menghambat produksi PIF dan merangsang produksiprolaktin. Para ibu harus didukung untuk mulai menyusui sesegeramungkin setelah melahirkan untuk merangsang produksi ASI danmemberikan kolustrum. Laktogenesis II dapat terlambat atau tertunda pada ibu yangmenderita diabetes tipe 1, hal ini dimungkinkan karenaketidakseimbangan insulin awal yang dibutuhkan untuk laktasi, dan padamereka yang mengalami retensio plasenta karena produksi progesteronberlangsung lama. Oleh karena itu ibu dianjurkan melakukan kontak skin-to-skin sejak bayi lahir melalui IMD agar akses ke payudara terjadi sedinimungkin. Terdapat banyak manfaat dari IMD ini, yaitu memulai inisiasiASI, mencegah hipotermi, membangun bounding attachment ikatankasih sayang antara ibu dan bayi. Laktogenesis II dimulai 30-40 jamsetelah melahirkan, maka ASI matur keluar lancar pada hari kedua atauketiga setelah yang berperan dalam Produksi dan Pengeluaran ASI, yaitu1 Prolaktin Prolaktin merupakan hormon penting dalam pembentukan dan pemeliharaan produksi ASI dan mencapai kadar puncaknya setelah lepasnya plasenta dan membran 200 µg/l. Prolaktin dilepaskan ke dalam darah dari kelenjar hipofisis anterior sebagai respon terhadap pengisapan atau rangsangan pada puting serta menstimulasi area reseptor prolaktin pada dinding sel laktosis untuk mensintesis ASI. Reseptor prolaktin mengatur pengeluaran ASI. Bila alveoli sudah penuh dengan ASI, dinding mengembang dan berubah bentuk, yang mempengaruhi reseptor prolaktin, pada akhirnya prolaktin tidak dapat masuk ke dalam sel-sel dan produksi ASI menurun. Bila ASI sudah dikeluarkan dari alveolus , bentuk asalnya akan kembali dan Page 7Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] prolaktin akan terikat pada tempat reseptor, yang akan meningkatkan produksi ASI. Prolaktin juga dihasilkan selama menyusui dan mencapai tingkat tertinggi 45 menit setelah menyusui. Puncak tertinggi prolaktin adalah pada malam hari cicardian rhytm, oleh karena itu menyusui pada malam hari harus dianjurkan pada ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI. Hasil riset evidence based membuktikan adanya “Teori Reseptor Prolaktin” yang menyatakan bahwa pengeluaran ASI yang dilakukan dengan sering pada hari-hari awal postpartum meningkatkan jumlah tempat-tempat reseptor prolaktin yang aktif, sehingga meningkatkan produksi Oksitosin Oksitosin dilepaskan oleh kelenjar hipofisis anterior dan merangsang terjadinya kontraksi sel-sel mioepithel di sekeliling alveoli untuk menyemburkan ejection ASI melalui duktus laktiferus. Hal ini disebut sebagai pelepasan oksitosin oxcytocine releasing atau reflek penyemburan ejection reflex. Kejadian ini mengakibatkan memendeknya duktus laktiferus untuk meningkatkan tekanan dalam saluran mammae dan dengan demikian memfasilitasi penyemburan ejection ASI. Beberapa ibu merasakan adanya rasa kesemutan pada payudara dan kontraksi rahim serta peningkatan pengeluaran darah dari vagina pada beberapa hari pertama setelah melahirkan. Oksitosin sering disebut sebagai “hormon cinta”, menurunkan kadar kortisol, yang mengakibatkan timbulnya efek relaks, menurunkan kecemasan dan tekanan darah serta meningkatkan perilaku keibuan. Let down reflex reflek keluarnya ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dikontrol oleh pengisapan payudara oleh bayi yang baru lahir dan oleh ibu yang melihat, meraba, mendengar dan mencium baunya. Setelah bayi bertambah usianya , maka Page 8Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] reflek ini dipicu oleh pemikiran tentang menyusui bayi atau mendengar bayi lain yang menangis. 75% dari ibu-ibu yang menyusui mengalami lebih dari satu kali reflex let-down per satu kali menyusui ratarata 2,5. Diperkirakan bahwa pengisapan oleh bayi baru lahir normal optimal pada 45 menit setelah dilahirkan dan menurun dalam dua atau tiga jam berkaitan dengan penurunan fisiologis adrenalin bayi yang baru dilahirkan. Oleh karena itu, ibu dan bayi sangat penting untuk kontak skin-to-skin paling sedikti satu jam setelah lahir untuk mendorong menyusui dini, yang menjamin bahwa prolaktin dilepaskan, yang mengarah pada dimulainya laktogenesis II. Faktor lain yang memengaruhi laktogenesis adalah retensio plasenta, sindrom Sheehan atau syok hipofisis, pembedahan payudara,diabetes tipe I, kelahiran prematur, obesitas dan Kontrol autokrin Laktogenesis III mengindikasikan pengaturan autokrin, yaitu ketika suplai dan permintaan demand mengatur produksi air susu. Sebagaimana respon neuroendokrin yang sudah kita bahas di atas, suplai Page 9Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI]ASI dalam payudara juga dikontrol oleh pengeluaran ASI secara autokrinatau kontrol lokal. Dari kajian riset diperoleh informasi bahwa proteinwhey yang dinamakan feedback inhibitor of lactation FIL yangdikeluarkan oleh laktosit yang mengatur produksi ASI di tingkat alveoli menggelembung terjadi peningkatan FIL dan sintesis ASIakan terhambat. Bila ASI dikeluarkan secara efektif melalui proses menyusui dankonsentrasi FIL menurun, maka sintesis ASI akan berlangsung kembali. Inimerupakan mekanisme lokal dan dapat terjadi di salah satu atau keduapayudara. Hal ini memberikan suatu umpan balik negatif negativefeedback hormone, ketika terjadi pengeluaran ASI yang tidak efektif daripayudara, misalnya proses menyusui tidak efektif atau ibu tidak menyusuibayinya. Gambar Respon Neuroendokrin Page 10Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] Secara garis besar, proses produksi dan pengeluaran ASI disebutdengan reflek prolaktin dan reflek aliran Let down Reflex.1. Refleks Prolaktin Pada putting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang, maka akan timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli. Dengan demikian, mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula produksi Reflek aliran Let down Reflex Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendunga ASI makin kecil dan menyusui akan semakin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu proses menyusui tetapi juga berakibat mudah terkena infeksi. Rekomendasi praktik yang perlu dilakukan oleh bidan berdasarkanevidence based adalah sebagai berikut1 Anjurkan ibu untuk melakukan kontak skin-to-skin setelah kelahiran selama minimal 1 jam melalui inisiasi menyusu dini IMD.2 Usahakan agar bayi melakukan kombinasi menghisap, menelan dan bernapas di payudara segera setelah dilahirkan untuk merangsang produksi prolaktinDoronglah agar ibu menyusui secara teratur dan anjurkan juga menyusui pada malam hari ketika kadar prolaktin berada pada Hindari pemisahan antara ibu dan bayi dan anjurkan perawatan gabung roming in. Page 11Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] 4 Ciptakan lingkungan atau suasana relaks pada waktu menyusui atau memerah ASI, karena stres dapat menghambat pengeluaran hormon oksitosin. 5 Pastikan posisi dan perlekatan yang benar pada payudara untuk menjamin pengeluaran ASI secara efektif. 6 Anjurkan menyusui atas permintaan bayi baby led feeding dan atas keinginan bayi on demand. 7 Hindari pemberian makanan tambahan seperti susu formula, air atau makanan tambahan lain, karena dapat menyebabkan keluarnya ASI tidak teratur dan meningkatnya FIL menyebabkan menurunnya suplai ASI. 8 Memperbanyak rangsangan pada payudara melalui aktifitas menyusui atau memerah ASI dapat menambah tumbuhnya jaringan sekresi payudara dan juga menginduksi Mekanisme Hisapan Bayi Terdapat 3 refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi, yaitu refleks mencari, refleks menghisap, dan refleks menelan. 1. Refleks Mencari Rooting Refleks Refleks ini timbul apabila bayi baru lahir tersentuh pipinya. Bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang dengan papila mammae atau bila payudara ibu menempel pada pipi atau sekitar mulut bayi, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu. Kepala bayi akan berputar menuju puting susu yang menempel yang diikuti dengan membuka mulut dan selanjutnya puting susu ditarik dan masuk ke dalam bulut bayi. Hal tersebut merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. 2. Refleks Menghisap Sucking Refleks Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, biasanya oleh puting ibu. Supaya puting mencapai bagian belakang pallatum, maka sebagian besar bagian areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan Page 12Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] demikian, maka sinus laktiferus yang berada di bawah areola akan tertekan antara gusi, lidah, dan pallatum, sehingga ASI terperas keluar. 3. Refleks Menelan Swallowing Refleks Apabila mulut bayi terisi ASI, ia akan menelannya. Hal ini bisa terjadi ketika ASI keluar dari putting susu ibu dan disusul dengan gerakan menghisap tekanan negatif yang ditimbulkan otot-otot pipi. Dengan demikian, pengeluaran ASI semakin bertambah dan dilanjutkan dengan mekanisme menelan ke lambung. Mekanisme menyusu pada payudara berbeda dengan mekanisme minumdari botol karena dot karetnya panjang dan tidak perlu diregangkan maka bayitidak perlu menghisap secara kuat. Bila bayi telah biasa minum dari botol/dotakan timbul kesulitan bila bayi menyusu pada ibu karena ia akan menghisappayudara seperti halnya menghisap pada dot. Terjadilah bingung putting. Padakeadaan ini ibu dan bayi perlu bantuan untuk belajar menyusui dengan baik Stadium Laktasi 1. Kolustrum Kolustrum diproduksi sejak kira-kira minggu ke-16 kehamilan laktogenesis I dan siap untuk menyongsong kelahiran. Kolustrum ini berkembang menjadi ASI yang matang atau matur pada sekitar tiga sampai empat hari setelah persalinan. Kolustrum merupakan suatu cairan kental berwarna kuning yang sangat pekat, tetapi terdapat dalam volume yang kecil pada hari-hari awal kelahiran, dan merupakan nutrisi yang paling ideal bagi bayi. Volume kolustrum yang sedikit ini memfasilitasi koordinasi pengisapan, menelan dan bernapas pada saat yang bersamaan pada hari- hari awal kehidupan. Bayi yang baru lahir mempunyai ginjal yang belum sempurna dan hanya sanggup menyaring cairan dengan volume kecil. Kolustrum juga mempunyai manfaat membersihkan yang membantu membersihkan perut dari mekoneum, yang mempunyai konsentrasi Page 13Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] empedu yang tinggi, sehingga akan mengurangi kemungkinan terjadinya ikterus. Kolustrum berisi antibodi serta zat-zat anti infeksi seperti Ig A, lisosom, laktoferin, dan sel-sel darah putih dalam konsentrasi tinggi dibandingkan ASI biasa. Kolustrum juga kaya akan faktor-faktor pertumbuhan serta vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, khususnya vitamin A. 2. ASI Transisi transitional milk ASI ini adalah susu yang diproduksi dalam 2 minggu awal laktogenesis II volume susu secara bertahap bertambah, konsentrasi imunoglobin menurun, dan terjadi penambahan unsur yang menghasilkan panas calorific content, lemak, dan laktosa. 3. ASI Matur mature milk Kandungan ASI matur dapat bervariasi diantara waktu menyusu. Pada awal menyusui, susu ini kaya akan protein, laktosa dan air foremilk, dan ketika penyusuan berlanjut, kadar lemak secara bertahap bertambah sementara volume susu berkurang hindmilk. Hal ini penting ketika bidan mengajarkan kepada para ibu tentang pola normal dalam menyusui. Terjadi penambahan lemak yang signifikan pada pagi hari dan awal sore Komposisi ASI ASI mengandung banyak unsur atau zat yang memenuhi kebutuhan bayi dan ASI tidak dapat digantikan dengan susu buatan meskipun sudah ada kemajuan teknologi. Maka ASI sering disebut sebagai cairan kehidupan living fluid. ASI mengandung air, lemak, protein, karbohidrat, elektrolit, mineral serta imunoglobulin. Kira-kira 80% dari volume ASI adalah kandungan air, sehingga bayi tidak membutuhkan minuman tambahan meskipun dalam kondisi panas. 1. Lemak Lemak merupakan sumber energi utama dan menghasilkan kira-kira setengah dari total seluruh kalori ASI. Lipid terutama terdiri dari butiran- Page 14Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] butiran trigliserid, yang mudah dicerna dan yang merupakan98% dari seluruh lemak ASI. ASI terdiri dari asam lemak tak jenuh rantai panjang yang membantu perkembangan otak dan mata, serta saraf dan sistem vaskuler. Tetapi lemak yang terdapat dalam ASI bervariasi sepanjang menyusui, dan akan bertambah bila payudara kosong. Payudara penuh diasosiasikan dengan jumlah minimum lemak dalam susu, sementara payudara yang lebih kosong diasosiasikan dengan jumlah lemak yang lebih Protein ASI matur mengandung kira-kira 40% kasein dan 60% protein dadih whey protein, yang membentuk dadih lunak di dalam perut dan mudah dicernak. Whey protein mengandung protein anti infeksi, sementara kasein penting untuk mengangkut kalsium danfosfat. Laktoferin mengikat zat besi, memudahkan absorbsi dan mencegah pertumbuhan bakteri di dalam usus. Faktor bifidus yang tersedia untuk mendukung pertumbuhan lactobacillus bifidus bakteri baik untuk menghambat bakteri patogen dengan jalan meningkatkan pH feces bayi. Taurin juga dibutuhkan untuk menggabungkan atau mengkonjugasikan garam-garam empedu dan menyerap lemak pada hari-hari awal, serta membentuk mielin sistem Prebiotik Oligosakarida Prebiotik berinteraksi dengan sel-sel epitel usus untuk merangsang sistem kekebalan menurunkan pH usus guna mencegah bakteri-bakteri patogen agar tidak menimbulkan infeksi, dan menambah jumlah bakteri-bakteri patogen agar tidak menimbulkan infeksi, dan menambah jumlah bakteri- bakteri bifido pada Karbohidrat Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam ASI 98% dan dengan cepat dapat diurai menjadi glukosa. Laktosa penting bagi pertumbuhan otak dan terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam ASI. Laktosa juga Page 15Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] penting bagi pertumbuhan laktobacillus bifidus. Jumlah laktosa dalam ASI juga mengatur volume produksi ASI melalui cara Zat Besi Bayi-bayi yang diberi ASI tidak membutuhkan suplemen tambahan sebelum usia enam bulan karena rendahnya kadar zat besi dalam ASI yang terikat oleh laktoferin, yang menyebabkannya menjadi lebih terserap bioavailable dan dengan demikian mencegah pertumbuhan bakteri-bakteri di dalam usus. Susu formula mengandung kira-kira enam kali lipat zat besi bebas yang susah diserap sehingga memacu perkembangan bakteri dan risiko infeksi. Elemen lainnya terdapat dalam konsentrasi lebih rendah pada ASI dibandingkan dengan yang dalam susu formula, tetapi lebih ideal karena lebih mudah Vitamin yang Larut dalam Lemak Konsentrasi vitamin A dan E cukup bagi bayi. Namun vitamin D dan K tidak selalu berada dalam jumlah yang diinginkan. Vitamin D penting untuk pembentukan tulang, tetapi jumlahnya bergantung pada jumlah pajanan ibu terhadap sinar matahari. Sehingga ibu menyusui juga perlu direkomendasikan mendapatkan suplemen vitamin D 10 μ per hari. Vitamin K dibutuhkan untuk pembekuan darah. Kolustrum mempunyai kadar vitamin K rendah, maka vitamin K direkomendasikan diberikan secara rutin pada bayi 1 jam setelah lahir. Ketika ASI sudah matur, maka melalui proses menyusui yang efektif, usus bayi terkoloni oleh bakteri, sehingga kadar vitamin K Elektrolit dan Mineral Kandungan elektrolit dalam ASI sepertiga lebih rendah dari susu formula, dan 0,2% natrium, kalium dan klorida. Tetapi untuk kalsium, fosfor dan magnesium terkandung dalam ASI dalam konsentrasi lebih Imunoglobulin Imunoglobulin terkandung dalam ASI dalam 3 cara dan tidak dapat ditiru oleh susu formula Page 16Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI] Antibodi yang berasal dari infeksi yang pernah dialami oleh ibu, sIgA immunoglobin A sekretori, yang terdapat dalam saluranpencernaan, Jaras entero-mamari dan bronko-mamari gut-associatedlymphatic tissue/GALT dan bronchus-associated lymphatictissue/BALT. Keduanya mendeteksi infeksi dalam lambung atausaluran napas ibu dan menghasilkan atibodi. Sel darah putih ada dan bertindak sebagai mekanisme pertahananterhadap infeksi, fragmen virus menguji sistem kekebalan bayi danmolekul-molekul anti-inflamasi diperkirakan melindungi bayi terhadapradang akut mukosa usus dengan jalan mengurangi infeksi dalammerespon bakter-bakteri patogen Volume ASIBanyak ibu memiliki kekhawatiran tentang jumlah ASI yang diberikan kepadabayi, namun jangan menyamakan jumlah serta volume ASI dengan susuformula. Berikut ini suatu panduan rata-rata jumlah ASI yang diberikankepada bayi selama menyusui. Volume ASI Selama MenyusuiKetika lahir ASI Sampai 5 ml Penyusuan pertama Dalam 24 jamAntara 2-6 hari 7-123 ml/hari ASI 3-8 penyusuan Satu bulan 395-868 ml/hari ASI 5-10 penyusuan Enam bulan 395-868 ml/hari ASI 6-18 penyusuan 710-803 ml/hari ASI 6-18 penyusuan Menyusui yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan bayi on demandkarena secara alamiah bayi akan mengatur kebutuhannya sendiri. Semakin seringbayi menyusu, payudara akan memproduksi ASI lebih banyak. Demikian halnyabayi yang lapar, dengan daya hisapnya maka payudara akan memproduksi ASIlebih banyak karena semakin kuat daya hisapnya maka semakin banyak ASI yangdiproduksi. Produksi ASI selalu berkesinambungan. Setelah payudara disusukan,maka akan terasa kosong dan payudara melunak. Pada keadaan ini ibu tetaptidak akan kekurangan ASI karena ASI akan terus diproduksi kembali asalkan bayi Page 17Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI]tetap menghisap, ibu cukup makan dan minum, serta adanya keyakinan mampumemberi ASI pada anaknya. Menurut literatur, produksi ASI berkisar antara600cc-1 liter perhari. Dengan demikian ibu dapat menyusui secara eksklusifsampai 6 bulan dan tetap memberikan ASI sampai aak berusia 2 tahun bersamamakanan lain. Bila kemungkinan bayi disapih, refleks prolaktin akan terhenti. Sekresi ASIjuga terhenti. Alveoli mengalami apoptosis kehancuran, kemudian bersamasiklus menstruasi dimana hormon esterogen dan progesteron berperan, alveoliakan terbentuk kembali. Siklus ini berulang ketika ibu hamil alveoli matur, siapproduksi kemudian laktasi alveoli memproduks ASI kemudian penyapihanalveoli gugur, hal ini disebut sebagai siklus laktasi dan akan selalu berulangselama wanita belum menopause. Daftar PustakaAmbarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendekia. YogyakartaBahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidaan Nifas Normal. EGC. JakartaBailliere Tindall. Hilton, S. 2008. Milk Production During Pregnancy and Beyond. British Journal of Midwifery, 168 544-8Baston, H. & Hall, J. 2011. Midwifery Essential Postnatal Volume 4. Cochrain Library. United KingdomCzank, C., Henderson, J., Kent, J. et al. 2007. Hormonal Control of The Lactation Cycle, in T. Hale and P. Hartmann eds Textbook of Human Lactation. Amarillo TX Hale Publishing. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, & Spong 2012. Obstetri Williams. Volume 1. McGraw Hill Education Asia and EGC Medical & Cooper, 2009. Myles Buku Ajar Bidan. Edisi 14. EGC. JakartaGarcia, J. & Marchant, S. 1996. The Potential of Postnatal Care. London Page 18Hand Out [ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGI LAKTASI]Kemenkes RI. Lawrence, R. 2005. Breastfeeding a Guide for The Medical Profession 6th edn. St Louis, MO MosbyKementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI. JakartaKementerian Kesehatan RI. 2018. Buku Bahan Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Kemenkes RI. JakartaManuaba, I. 1998. Ilmu Kebidanan ,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan Bidan. EGC. JakartaMaryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Trans Info media. JakartaMedforth, J., Battersby, S., Evans, M., Marsh, B., & Walker, A. 2006. Oxford Handbook of Midwifery. English Oxford University PressMochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri, EGC, JakartaPollard, M. 2015. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Alih bahasa Wiriawan. Jakarta WHO, JHPIEGO 2001, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Post Partum. Pusdiknakes RI. JakartaSaifudin, Abdul Bari Dkk. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta Page 19
FISIOLOGILAKTASI. PENGERTIAN LAKTASI. Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang telah cukup sehat untuk menyusui, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari.. HORMON YANG MEMPENGARUHI
0% found this document useful 0 votes929 views13 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes929 views13 pagesStruktur Payudara Dan LaktasiJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
MenurutKristiyanasari (2009), produksi ASI dipengaruhi oleh nutrisi, ketenangan jiwa dan pikiran, penggunanan obat (kontrasepsi), perawatan payudara, anatomis payudara, fisiologi, factor istirahat, factor isapan bayi, dan salah satunya konseling laktasi. Dengan dilakukannya konseling laktasi selama kehamilan, ibu akan mengetahui manfaat ASI
Kelenjar mamae / payudara buah dada adalah perlengkapan organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. Bentuk buah dada cembung kedepan dengan putting ditengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua payudara terletak dibawah kulit dan diatas otot dada merupakan perubahan dari kelenjar payudara. Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada ibu menyusui 800 gram selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. STRUKTUR PAYUDARA 1. Anatomi Payudara Kelenjar mamae atau payudara adalah perlengkapan pada organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. Buah dada terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan axila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh. Berat dan ukuran buah dada berlain-lainan. Pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada usia lanjut. Bentuk buah dada cembung ke depan dengan putting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atai lobus oleh septum fibrosa, yang berjalan dari belakang puting payudara ke arah otot pektoralis. 2. Struktur Makroskopis Ada tiga bagian utama payudara, yaitu 1. Korpus badan, yaitu bagian yang membesar 2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah 3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Puting payudara dikelilingi oleh areola, suatu daerah berpigmen yang ukurannya bervariasi, yang bertambah gelap saat hamil serta kaya akan pasokan pembuluh darah dan serat saraf sensorik. Disekitar puting payudara terdapat tuberkel Montgomeri, kelenjar sebasea yang mengalami hipertrofi dan menjadi menonjol saat hamil, menghasilkan pelumas dan memberi perlindungan. Pemakaian sabun dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko kerusakan puting payudara, terutama kekeringan dan retak. Kepekaan puting payudara dan daerah di sekitarnya sangat meningakt segera setelah persalinan. Persiapan menyebabkan influks implus saraf aferen ke hipotalamus yang mengontrol laktasi dan perilaku ibu. Ada empat masam bentuk puting, yaitu bentuk normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam inverted. Namun, bentuk- bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi, karena pada dasarnya bayi menyusu pada payudara ibu bukan pada puting. Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting tebenam, sehingga butuh penanganan khusus. 3. Struktur Mikroskopis Di dalam badan payudara terdapat bangunan yang disebut alveolus, yang merupakan tempat air susu diproduksi. Dari alveolus ini Air Susu Ibu ASI dialirkan ke dalam saluran kecil diktulus beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih kecil duktus. Di bawah areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus latiferus. Akhirnya semua saluran yang besar ini memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. Masing-masing dari 15 sampai 20 lobus, yang dipisahkan oleh jaringan ikat, mengandung jaringan glandular yang tersusun sebagai suatu sistem duktus-alveolus. Sel sekretorik alveolus berkelompok- kelompok seperti buah anggur di sekitar sistem duktus yang bercabang-cabang, yang menyatu membentuk duktus laktiferosa utama menuju puting payudara. Duktus laktiferosa melebar membentuk ampula atau sinus, tepat di dasar puting payudara dan terbuka ke eksterior melalui duktus ejektorius. 4. Tahap-tahap Perkembangan Payudara Saat lahir, payudara sebagian besar terdiri atas duktus laktiferus dengan sedikit, jika ada alveoli. Kelenjar mammae yang rudimeter ini memiliki sedikit fungsi sekretorik air susu palsu dalam beberapahari setelah lahir. Sekresi payudara pada masa nenatal terjadi akibat kadar prolaktin yang tinggi pada bayi baru lahir setelah pajanan payudara janin sebelumnya terhadap konsentrasi estrogen plasenta yang tinggi selama kehamilan. Setelah estrogen plasenta hilang dari sirkulasi nenatal, payudara memasuki fase tenang sampai pubertas. Pada pubertas, estrogen ovarium menginduksi pertumbuhan sistem duktus laktiferus. Duktus-duktus ini bercabang-cabang selama pertumbuhannya dan ujung duktus ini membentuk massa sel kecil dan padat. Struktur ini akan membentuk aveolu lobular. Payudara dan alveoli kemudian membesar. Saat menarche, sekresi esterogen dan progesteron siklik dimulai dan akan terjadi fase tambahan pada pertumbuhan duktus dan lobulus yang rudimeter. Kortikosteroid adrenal selanjutnya akan meningkatkan perkembangan duktus. Payudara terus membesar selama beberapa waktu setelah menarke akibat timbunan lemak dan jaringan ikatan bahan. Deferensiasi dan pertumbuhan akhir payudara tidak akan terjadi sampai kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan payudara dapat dibagi menjadi empat fase istirahat, perkembangan kehamilan, sekresi susu laktasi, dan involusi. Saat lahir, struktur hanya sebuah puting payudara dan beberapa duktus rudimenter, dengan sedikit atau tanpa alveolus yang mencerminkan asal evolusi dari modifikasi kelenjar keringat apokria. Sampai pubertas, saatnya perkembangan yang terjadi mungkin adalah percabangan duktus. Terjadi penurunan insiden kanker payudara pada populasi yang banyak mengonsumsi fito-estrogen senyawa mirip-esterogen yang berasal dari tumbuhan. Diperkirakan fito-esterogen merangsang perkembangan sel payudara pada masa anak dan pubertas sebelum kehamilan. Sel yang berdiferensiasi baik ini mungkin lebih resiten terhadap pembentukan tumor Adlecreutz, 1995. 5. Kolostrum Kolostrum berasal dari bahasa latin adalah susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum warnanya kekuningan dan kental penting bagi bayi karena mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh. Kolostrum 196 mengandung banyak karbohidrat, protein, anti body dan sedikit lemak yang sulit dicerna bayi bayi memiliki sistem pencernaan kecil dan kolostrum memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga mengandung zat yang mempermudah bayi membuang air besar pertama kali yang disebut meconium. Hal ini membersihkannya dari Bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diproduksi ketika kelahiran. Kolostrum adalah cairan prasusu yang dihasilkan oleh ibu dalam 24 – 36 jam pertama setelah melahirkan paska persalinan kolestrum mensuvlei beberapa faktor kekebalan Faktor imun dan faktor pertumbuhan pendukung kehidupan dengan kombinasi zat gizi nutrien yang sempurna untuk mejamin kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir. Namun karena kolostrum manusia tidak selalu ada, maka kita harus bergantung pada sumber lain. Ada lebih dari 90 bahan Bioaktif Alam dalam kolostrum komponen utamanya dikelompokan menjadi 2 yaitu faktor umum dan faktor pertumbuhan. Kolostrum juga mengandung berbagai jenis vitamin, mineral, dan asam amino yang seimbang. Semua unsur ini bekerja secara sinergis dalam memulihkan dan menjaga kesehatan tubuh. Penelitian secara medis menunjukan bahwa kolostrum Mempunyai faktor imunitas yang kuat Immunoglobium, lactoferm, Cytokines, Lactalbumein, Glicoprotein, dan lain-lain yang membantu melawan virus, bakteri, jamur, alergi dan Toksin. Membantu mengatasi berbagai masalah usus, Autoimunitas, Arthiritis, Alergi. Membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes. Kaya akan kandungan T9F-B yang mendukung terapi penderita kanker pembentukan tulang dan mencegah penyakit Herpes. Mengandung Imunoglobulin dan telah terbukti sebagai Anti Virus, Anti Bakteri, Anti Jamur, dan Anti Toksin. Kolostrum disekresi selama kehamilan dan tampak lebih awal pada ibu yang payudaranya telah berfungsi secara penuh sebelumnya. Pada saat permulaan diproduksi, kolostrum berupa cairan jernih seperti air, tetapi kemudian menjadi lebih kuning warnanya dan konsistensinya lebih menyerupai krim yang encer menjelang akhir kehamilan. Setelah kelahiran bayi, warnanya terus berubah, sampai hari ke-3 pascapartum kolostrum tampak lebih menyerupai air susu, warnanya menjadi lebih pucat dan konsistensinya menjadi lebih encer. Kolostrum ini merupakan fase peralihan transisi, karena perkembangan menjadi air susu yang sebenarnya memerlukan waktu 10 sampai 14 hari. Kolostrum mengandung Protein 8,5% Garam mineral 0,4% Lemak 2,5% Air 85,1% Karbohidrat 3,5% Leukosit Corpulus colostrum Sisa-sisa epitel yang mati Vitamin A, B,C, D, E, dan vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit. Nilai kalori = 80 kilo joule / 30 ml. Dengan menyusukan bayi, apabila bayi merasa lapar pemberian susu sesuai kebutuhan dan selama bayi menginginkan, maka tidak hanya memberikan kepuasan kepada bayi, tetapi juga akan merangsang produksi prolaktin dan akan mempercepat produksi air susu yang sebenarnya, meningkatkan kualitasnya dan membantu memantapkan refleks neurohormonal pengeluaran air susu Howie & Mc Nelly, 1980 Fungsi kolostrum, yaitu 1. Mempersiapkan system sekretorik payudara untuk memproduksi air susu. 2. Minum kolostrum secara awal, akan membantu membersihkan mekonium dari usus bayi. 3. Mempunya nilai gizi yang tinggi. Kolostrum mengandung protein dengan proporsi yang tinggi, sangat bergizi dan memberikan semua yang dibutuhkan bayi. 4. Untuk perlindungan terhadap infeksi / antibody bagi bayi. Faktor yang terdapat pada kolostrum, sehingga dapat mencegah infeksi neonatal adalah 1. Imunoglobulin Imunoglobulin bekerja dalam saluran usus dan dapat juga diserap melewati dinding usus kedalam sistem sirkulasi bayi. Imunoglobulin juga melapisi dinding usus, dengan demikian dapat mencegap penyerapan protein yang mungkin menyebabkan reaksi alergi. 2. Laktoferin Laktoferin merupakan protein yang mempunyai afinitas tinggi terhadap zat besi. Bersama dengan imunoglobulin A, laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan kuman E. Coli , stafilokokus, dan ragi. Kadar laktoferin tertinggi dalam kolostrum dan ASI adalah pada 7 hari pertama postpartum. Laktoferin juga terdapat pada susu sapi, tetapi laktoferin ini akan rusak pada proses pasteurisasi. Laktoferin tidak terdapat dalam makanan buatan formula. Efek imunologis laktoferin akan hilang jika makanan bayi ditambah zat besi. 3. Lisosom Lisosom bersama IgA mempunyai fungsi anti bakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai macam virus. Kadar lisosom pada kolostrum dan ASI lebih besar dari pada kandungan lisosom pada susu sapi. 4. Faktor antitripsin Faktor antitripsin akan menghambat kerja tripsin memecah protein, sehingga akan menyebabkan imunoglobulin pelindung tidak akan dipecah tripsin. 5. Faktor bifidus Faktor bifidus adalah gula mengandung nitrogen. Faktor bifidus ini dibutuhkan laktobasilus dalam pertumbuhannya. Laktobasilus didalam usus bayi menghasilkan berbagai asam yang akan mencegah pertumbuhan kuman patogen . Faktor bifidus ini terdapat dalam kolostum dan ASI saja, sedangkan pada susu sapi tidak. Dengan demikian, penting bahwa makanan pertama bayi adalah kolostrum, karena laktobasilus akan dihambat oleh susu sapi. Jika meminum susu sapi sekali saja akan memberikan efek yang merugikan terhadap flora usus selama 3 hari. Faktor-faktor pelindung ini semua ada didalam kolostrum dan ASI yang matur. Kadar faktor ini akan berubah selama laktasi, sampai bayi mulai membentuk system imunnya sendiri. INGAT 1. Pemberian kolostrum secara awal dan pemberian ASI yang terus menerus, paling tidak selama 4 bulan, merupakan perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit. 2. Bahkan hanya dengan sekali minum air susu sapi dapat menyebabkan kerusakan faktor-faktor perlindungan alami. FISIOLOGI LAKTASI Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI prolaktin dan pengeluaran ASI oksitosin. 1. Produksi ASI Prolaktin Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI. Gambar 1. Proses produksi ASI/ refleks prolaktin Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi. Refleks prolaktin Refleks aliran let down reflek Refleks Prolaktin Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu Refleks Aliran Let Down Reflek Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior neurohipofise yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas. Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi Refleks menangkap rooting refleks Refleks menghisap Refleks menelan Refleks Menangkap Rooting Refleks Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu. Refleks Menghisap Sucking Refleks Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar. Refleks Menelan Swallowing Refleks Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya. 2. Pengeluaran ASI Oksitosin Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Gambar 2. Proses pengaliran ASI/ refleks oksitosin 3. Pemeliharaan Laktasi Dua faktor penting untuk pemeliharaan laktasi yaitu 1. Ransangan Bayi perlu di susui sesering mungkin terutama pada hari – hari neonatal awal . Penting bahwa bayi di fiksasi pada payudara dengan posisi yang benar apabila diinginkan untuk meningkatkan ransangan yang tepat . Ransangan gusi bayi sebaiknya berada pada kulit aerola sehingga tekanan diberikan pada ampula yang ada di bawahnya sebagai tempat di simpannya air susu . Dengan demikian bayi minum dari payudara bukan dari papila mamae ,jika ibu merasakan sakit saat menyusui maka berarti bayi tidak disusui dengan posisi yang benar . Jika bayi tidak dapat menyusu dengan suatu alasan , maka ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau dengan pompa payudara . Bayi menyusu Meningkatkan kadar prolaktin melepas oksitosin Meningkatkan menghambat kontraksi merangsang involusi Produksi ASI ovulasi sel mioepitel uteri ASI dikeluarkan Bagan fisiologi laktasi 2. Pengosongan payudara secara sempurna Bayi sebaiknya mengosongkan satu payudara sebelum diberikan payudara yang lain . apabila tidak mengosongkan yang kedua , maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara yang kedua ini yang diberikan. Atau bayi mngkin sudah kenyang dengan satu payudara , maka payudara yang kedua diberikan pada pemberian air susu berikutnya. Selain itu ada beberapa hal yang penting juga diperhatikan, yakni sebagai berikut Kesehatan umum Ibu yang kesehatannya baik, yang telah melahirkan secara normal dan yang telah dipersiapkan secara memadai baik secara mental maupun secara fisik untuk pemberian air susu ibu selama antenatal, akan memulai fase laktasi dengan segala keuntungannya. Kesehatan umum ibu harus dipertahankan dan harus dicegah timbulnya anemia pada saat itu dengan pemberian diet yang seimbang seperti yang mereka makan sebelum melahirkan. Apabila ibu telah mengkonsumsi zat besi saat antenatal, maka konsumsi zat besi tadi perlu diteruskan. Istirahat yang cukup dan menghindari kecemasan merupakan faktor yang sangat penting, dan suasana di sekitar ibu harus tetap setenang mungkin. Sekarang kecemasan tidak lagi dipercaya dapat mempengaruhi refleks neurohormonal, walaupun demikian suasana yang menyenangkan sangat kondusif bagi laktasi yang berhasil dan ikatan ibu-bayi yang baik. Kelelahan diremehkan sebagai faktor yang ikut berperan dalam kegagalan pemberian air susu ibu. Penopang dan Kebersihan Seperti pada wanita di masa antenatal, kebanyakan para ibu lebih nyaman memakai bra, terutama pada hari ke-2 dan ke-3 saat payudara mulai terisi. Jenis-jenis bra yang dipakai selama kehamilan juga cocok untuk dipakai sat postnatal. Kolostrum atau air susu ibu dapat menetes keluar dengan sendirinya dari payudara, sehingga bantalan pengisap sekali pakai dapat dipakai di sebelah dalam bra. Teknik memberi air susu Setelah kelahiran yang normal, maka bayi diberi minum air susu ibu. Apabila kelahiran tidak normal, maka pemberian susu dilakukan segera setelah kondisi ibu dan bayi memungkinkan. Pada beberapa jam pertama ibu biasanya lama mendekapkan bayinya pada payudara dan memberikan air susunya. Terdapat sedikit air susu di dalam payudara segera setelah melahirkan, namun refleks menghisap naluriah bayi sebaiknya dipuaskan jga. Pemberian yang pertama yang meskipun hanya sedikit akan memuaskan ibu dan bayi, dan harus dibantu oleh bidan terampil yang bisa mengajari ibu bagaimana memfiksasi bayi secara benar. Bayi sebaiknya diberi air susu ibu apabila lapar dan selama ia mau. Ibu harus yakin bahwa bayi telah mengosongkan payudara yang pertama sebelum diberikan payudara yang kedua. Apabila payudara yang kedua tidak dapat dikosongkan, maka bayi harus diberi payudara yang kedua pada pemberian air susu ibu berikutnya. Kadar prolaktin meningkat sebanding dengan frekuensi minum air susu ibu. Makin sering bayi minum air susu ibu, maka masa peralihan dari kolostrum menjadi air susu ibu yang matur akan makin singkat. Karena mengisap juga merangsang produksi oksitosin, maka akan makin cepat terjadinya refleks neurohormonal. Bayi sebaiknya juga diberi air susu ibu oleh ibunya pada malam hari, dan bukannya diberi makanan tambahan sekedar agar tidak mengganggu ibu pada malam hari. Produksi air susu ibu terus berlangsung pada malam hari, saat kadar prolaktin paling tinggi, dan apabila payudara tidak dikosongkan, maka alveoli akan mengalami kongesti bendungan dan terjadi pembengkakan karena air susu. Mengingat kenyataan bahwa air susu ibu diproduksi dalam responsnya terhadap permintaan, dan bahwa laktasi yang berhasil terutama tergantung pada pengosongan payudara yang efisien pada saat air susu di hasilkan. Pemeriksaan harian Pemeriksaan payudara dan papilla mammae harian untuk menilai aliran dan banyak nya air susu ibu serta untuk menyingkirkan adanya infeksi, memberikan kesempatan yang cukup untuk merencanakan pemberian minum selama 24 jam berikutnya. Dorongan Dorongan dan bantuan yang didapat oleh ibu pada setiap saat akan memperkuat dan mendukung faktor lain yang penting untuk laktasi yang berhasil. Inisiasi pemberian air susu ibu secara dini Letak bayi yang benar pada waktu memberi air susu ibu. Lama dan frekuensi minum air susu ibu yang tidak dibatasi. Apabila ibu telah dipulangkan dari rumah sakit, ia harus tahu kepada siapa harus berhubungan apabila ibu merasa memerlukan pertolongan. Penekanan laktasi Apabila penekanan supresi laktasi dilakukan segera setelah melahirkan, maka jelas bahwa bayi tidak mendapatkan air susu ibu di bangsal bersalin. Apabila tidak terjadi penghisapan payudara oleh bayi, maka tidak terjadi perangsangan perlepasan prolaktin pada hari ke-3 atau ke-4 setelah melahirkan, bendungan pembuluh darah akan memperbesar pembuluh lactifer dan air susu ibu perlu diperas dengan hati-hati dan ini hanya untuk menghilangkan rasa tidak nyaman. Payudara perlu disanggah dengan baik dengan memakai bra. Rasa tidak nyaman dapat dihilangkan dengan pemberian analgetik ringan. Obat-obatan Estrogen sintetik, dapat dipakai untuk menekan pelepasan prolaktin, dan dengan demikian menghambat laktasi, tetapi obat ini diduga dapat m,eningkatkan resiko emboli dan karsinoma payudara dan sekarang jarang dipakai. Bromokriptin, menghambat pelepasan prolaktin. 4. Susu Air Susu Ibu Perubahan kolostrum menjadi air susu yang matur berlangsung bertahap selama 14 hari pertama kehidupan bayi . Kadang – kadang fase peralihan ini memerlukan waktu yang lebih lama dan sangat bergantung pada apakah jaringan glandula mamae sudah di aktifkan sebelumnya atau baru pertama kali . Keadaan tersebut juga bergantung pada seberapa cepat dan seberapa efektif bayi belajar menghisap . Bahkan air susu yang telah mengalami maturasi juga terdapat variasi yang besar dalam komposisi dan nilai kalori air susu ibu , yaitu bergantung pada masing – masing individu . ASI merupakan cairan yang alkalis basa , berwarna putih kebiruan dengan berat jenis 1031. Rata – rata sampel air susu ibu jika dikumpulkan selama 24 jam mengandung Protein 1,5 % Protein lebih mudah dicerna oleh bayi jika dibandingkan dengan protein air susu sapi . Protein dari susu curd disebut kasein . Kadar protein yaitu laktalbumin dan laktoglobulin lebih besar pada air susu ibu dibanding air susu sapi. Garam mineral 0,2 % Seperti natrium, kalsium, fosfor dan magnesium Lemak 3,5 % Air 87,8 % Karbohidrat 7,0 % Vitamin seperti pada kolostrum Faktor pelindung Seperti immunoglobulin protektif, laktoferin, lisosom, faktor bifidus, dan antitripsin
Berdasarkanobjek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel manusia (Sritomo, 1993).
DaftarIsi: Buku ini memuat beberapa hal mengenai biologi, serta sistem reproduksi manusia seperti hormon-hormon reproduksi, gametogeneses, fertilisasi dan implantasi, kode genetik, fisiologi kehamilan, persalinan dan nifas, struktur payudara dan fisiologi laktasi serta perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ekstra-uterus.
BABII ISI Struktur Payudara dan Fisiologi Laktasi A. Struktur payudara Anatomi payudara Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram
6YKtFLe. 330 75 290 183 223 2 371 191 318
struktur payudara dan fisiologi laktasi